Kisah Mengharukan dari Keluarga Pelaku Bom Starbucks

jpnn.com - JAKARTA - Keluarga dari pelaku bom di Starbucks, Dian Juni Kurniadi tidak menyangka putra mereka menjadi salah satu pelaku bom di Starbucks, kawasan Sarinah, 14 Januari lalu.
Pasalnya, menurut Sutopo, ayahnya, Dian sangat pendiam. Ia tidak banyak bercerita tentang kegiatan. “Anaknya enggak banyak ngomong. Pendiam sekali. Dia dulu kerja di Kalimantan,” ujar Sutopo saat ditemui usai menghadiri acara Hendropriyono Strategy Consulting (HSC) di Jakarta Pusat, Minggu (31/1) malam.
Sutopo yang kurang fasih berbahasa Indonesia sesekali menjawab pertanyaan awak media massa dengan bahasa Jawa. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan soal Dian. Ia mengatakan, Dian selama di kampung halamannya tidak pernah bergabung dengan organisasi kepemudaan atau pun jenis perkumpulan lainnya. Karena itu, tidak ada yang menyangka dia bisa bergabung dengan jaringan teroris.
“Dia itu tulang punggung keluarga kami karena saya hanya buruh lepasan,” imbuhnya.
Sutopo dan keluarganya cukup beruntung karena lingkungan sekitarnya tidak menghakimi dan menghujat mereka setelah peristiwa teror yang dilakukan Dian cs. Ia mengaku, para tetangga tetap mengikuti pemakaman Dian.
“Tetangga kami malah membawa makanan dan bantuan. Kami sangat berterima kasih sekali dan kami minta maaf pada masyarakat Indonesia karena perbuatan anak kami,” kata Sutopo bersama istrinya masih dengan suara serak seperti menahan tangis. Kemudian keduanya meminta tidak diwawancarai lagi oleh awak media massa. (flo/jpnn)
JAKARTA - Keluarga dari pelaku bom di Starbucks, Dian Juni Kurniadi tidak menyangka putra mereka menjadi salah satu pelaku bom di Starbucks, kawasan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Seusai Membongkar Hibisc Fantasy Puncak, Dedi Mulyadi Bakal Audit Seluruh BUMD Jabar
- KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil Terkait Dugaan Korupsi
- Pengangkatan CPNS & PPPK Ditunda, Muhdi: Sulit Dipercaya
- Wamentan: Pengusaha FOMO Naikkan Harga Pangan Terancam Pidana & Masuk Neraka
- Heboh Kasus MinyaKita, Legislator PKB Singgung Soal Pengawasan
- Tinjau Banjir Naik Helikopter, Gubernur Pramono: Bukan untuk Gagah-gagahan