Kisah Mengharukan Mbah Sulton, 12 Tahun Hidup Sendiri di Hutan karena...
jpnn.com - Sulton memilih hidup menyendiri di kawasan hutan Trawas sejak menderita sakit selama lebih dari satu dekade. Dia merasa lebih tenang dan nyaman serta tidak merepotkan keluarga saat hidup di hutan. Sejatinya juga karena tak mampu berobat.
RIZAL AMRULLOH, Radar Mojokerto
---
TAK mudah menemukan tempat tinggal Mbah Sulton. Letaknya cukup jauh dari kawasan desa setempat. Untuk menuju ke sana, kita harus berjalan kaki menyusuri hutan dan menyeberangi sungai. Di balik sungai akan terlihat sebuah gubuk kecil.
Itulah tempat tinggal Sulton, 79, warga Dusun Sumbertani, Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Gubuk berukuran 3x3 meter di kawasan hutan Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, tersebut adalah milik Perhutani.
Saat ditemui Jawa Pos Radar Mojokerto (JPNN Group), pada Minggu (29/5), Mbah Sulton mengaku sudah menderita sakit komplikasi sekitar 15 tahun. Sejak 2004, dia memilih menyendiri di hutan agar bisa menjalani hidup dengan lebih tenang. ''Istilahnya, saya tinggal di sini itu agar nyaman dan juga tidak merepotkan orang lain dengan penyakit saya ini,'' ungkapnya.
Dia mengaku masih mempunyai keluarga. Yakni, tiga anak dan satu istri. Istrinya sering kali mengirimkan kebutuhan makanan sehari-hari. Terkadang Mbah Sulton memasak nasi sendiri dan memanfaatkan tanaman di hutan. ''Kalau air, saya ambil di dekat sini. Ada sumber air dari Trawas,'' ujarnya.
Sulton memilih hidup menyendiri di kawasan hutan Trawas sejak menderita sakit selama lebih dari satu dekade. Dia merasa lebih tenang dan nyaman serta
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara