Kisah Mengharukan Pengabdian Dua Bidan PTT

Kisah Mengharukan Pengabdian Dua Bidan PTT
Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kabupaten Dharmasraya saat menuju ke rumah warga yang memerlukan bantuan. Foto: ZULFIA ANITA/Padang Ekspres/JPNN.com

Lokasi pasien yang dikunjungi Devi cukup jauh dan tanjakannya sangat tajam. Kendaraan Devi dan suaminya tak mampu mendaki.

Devi akhirnya harus berjalan kaki melewati pendakian yang terjal tersebut.

Begitupun dalam hal pembayaran, warga yang datang berobat tak langsung membayar jasanya dengan uang. Banyak warga yang berutang, namun ada juga yang membayar dengan beras.

“Persoalan  itu tidak penting bagi saya, yang paling penting sekali adalah memberikan layanan kesehatan yang maksimal kepada warga," tegas Devi.

Cerita yang sama juga diutarakan Dea Lita Nilski, bidan PTT yang masih lajang dan bertugas di Lubukbesar, Kecamatan Kotobesar.

Baginya menempuh medan yang sulit dalam memberikan layanan kepada warga bukanlah yang patut dipersoalkan.

"Saya ikhlas melaksanakan hal tersebut, walau banyak kendala di lapangan,” ujar alumni Stikes Dharmasraya ini.

Katanya, sebagian warga, tidak setuju dengan keberadaan bidan desa dan tetap memilih dukun  anak untuk memberikan pengobatan.

SOSOK Devi Syahril dan Dea Lita Nilski bisa dibilang merupakan wanita tangguh. Keduanya tetap bertahan melanjutkan pengabdiannya di daerah terpencil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News