Kisah Mengharukan Safrina, Penderita Cerebral Palsy, Kuliah Hingga S-2

Dia menjadi lebih leluasa menulis apa pun yang diinginkan tanpa harus bersusah payah melakukannya.
Beberapa karya Nina pun sudah dipublikasikan di beberapa media cetak dan online. Dia juga pernah menjuarai lomba menulis kisah nyata yang diadakan Koran Merapi dan lomba menulis pengalaman guru SLB se-DIJ. Karya cerpennya juga menghiasi majalah Difa, media komunitas kaum difabel.
“Saya memang sangat suka menulis. Di mana pun, kalau bisa saya menulis, termasuk di Facebook. Begitu saya terkesan akan sesuatu, saya pasti akan menulisnya,’’ kata Nina dengan mata berbinar.
Tidak hanya piawai menulis, dia juga pandai memotivasi orang lain dengan semangatnya. Beberapa penghargaan seperti SCTV Award 2015 kategori sosok pantang menyerah dan penghargaan wanita inspiratif, Tupperware She CAN, diterimanya tahun lalu.
Penghargaan-penghargaan tersebut sesuai dengan sosoknya yang memang pantang menyerah pada nasib. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Nina mampu bersekolah di sekolah umum bahkan hingga perguruan tinggi.
Nina adalah alumnus jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pendidikan S-1 tersebut ditempuh hanya dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK yang cukup membanggakan: 3,36.
Tidak sampai di situ. Nina kemudian melanjutkan kuliah S-2 dengan konsentrasi bimbingan dan konseling Islam di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
’’Kuliahnya sudah selesai. Tinggal wisuda November nanti,’’ ujarnya semringah.
SECARA fisik, Safrina Rovasita menderita cerebral palsy (CP) alias kelainan gerak dan postur tubuh akibat kerusakan otak. Namun, dengan keterbatasan
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu