Kisah Mengharukan Safrina, Penderita Cerebral Palsy, Kuliah Hingga S-2
’’Tapi, dengan kondisi saya seperti ini, tidak semua sekolah negeri mau menerima,’’ tuturnya.
Untung, ada sekolah negeri yang bersedia menerima Nina dengan segala keterbatasan. Dia diterima di SMP Negeri 2 Depok, Sleman. Betapa senangnya dia.
Menurut bungsu empat bersaudara itu, pengalaman bersekolah di SMP Negeri 2 Depok tersebut sangat berkesan.
“Awalnya, Pak Kepala Sekolah ragu. Dia sempat nanya, nanti kalau kamu dihina sama murid-murid lain, gimana? Saya bilang, itu sudah jadi makanan sehari-hari, Pak,’’ cerita dia.
Mendengar jawaban Nina, sang Kasek langsung yakin bahwa Nina bisa mengikuti pelajaran di SMP umum. Bahkan, pada hari pertama, ketika upacara bendera, Nina diperkenalkan secara khusus oleh Kasek.
“Beliau bilang begini, ’Ini namanya Nina, dia penderita cerebral palsy. Kalau ada yang mau menghina dia, silakan. Dia sudah biasa’,’’ ujar Nina.
“Ternyata, dengan cara seperti itu, malah nggak ada yang berani menghina saya,’’ imbuhnya.
Selama di SMP, Nina membuktikan kapasitas dirinya sebagai murid istimewa. Dia hampir selalu masuk tiga besar di kelas. Tidak jarang teman-temannya meminta sontekan ketika ulangan. Namun, dia enggan memberikan.
SECARA fisik, Safrina Rovasita menderita cerebral palsy (CP) alias kelainan gerak dan postur tubuh akibat kerusakan otak. Namun, dengan keterbatasan
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara