Kisah Mereka yang Setia Menjaga Orangutan dari Ancaman Virus Corona

Setibanya di sekolah, semua pengasuh diwajibkan berganti pakaian dan sepatu, seragam dicuci di tempat dan tidak dibawa pulang.
Mereka semua mengenakan masker saat berada di loksi sekolah rimba.
"Kami mencuci semua makanan orangutan sebanyak dua kali, yaitu ketika pengiriman dan sebelum diberikan ke orangutan," jelas Dr Preuschoft.
Langkah lainnya yaitu memisahkan tim ke dalam kelompok kecil, terdiri dari dua hingga tiga orang, dan tidak berinteraksi dengan orang lain.
"Kami melakukan pendidikan virtual dan berbagi informasi dalam tim sehingga mereka mematuhi standar kebersihan yang ketat dan secara sosial mengisolasi diri saat tidak bekerja," kata Dr Preuschoft.

Tim sekolah rimba juga telah menyiapkan persediaan bahan makanan dan bahan-bahan pembersih, meski mengalami kesulitan karena kelangkaan sejumlah peralatan kesehatan di Indonesia, seperti masker N95, termometer laser dan desinfektan.
"Sayangnya, memang tidak ada perlindungan yang menjamin pencegahan seratus persen. Namun karena usia anak-anak biasanya tidak terlalu terpengaruh COVID-19, semoga saja hal itu juga berlaku untuk anak-anak orangutan," ujar Dr Preuschoft.
Penyebaran virus corona berpotensi memusnahkan populasi orangutan yang tersisa saat ini. Bila COVID-19 terbukti mematikan manusia, dikhawatiran virus itu juga bisa membunuh orangutan
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Gerak Cepat, BKSDA Kaltim Kerahkan Tim Cari Keberadaan Orangutan di Area Tambang
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak