Kisah Migran di Australia Bergelar S2 yang Kerja di Tempat Cuci Baju
Malis mengaku senang bisa memimpin tim di bagian menjahit, yang umumnya merupakan pekerja pendukung di perusahaan itu.
"Awalnya saya sedikit gugup, tapi ketika saya sudah menjalaninya, saya menyukai mereka dan mereka pun menyukai saya," katanya.
"Mereka membantu saya dan juga mendengarkan saya," tambah Malis.
Photo: Salah satu pekerja di 'Blueline Laundry' asal Kamboja, Malis Yunn. (ABC News: Selina Ross)
Pekerja di bagian menjahit membuat pesanan tas khusus untuk hotel, panti jompo dan rumah sakit yang digunakan selama pandemi, untuk menampung cucian yang berpotensi terkontaminasi.
Tas khusus ini dirancang terbuka, sehingga bisa memasukkan pakaian kotor langsung ke dalam mesin cuci agar para pekerja tidak perlu menyentuhnya.
"Kita hanya perlu memasukkan semuanya di sana dan akan terbuka dengan sendirinya," kata Malis.
Menurut Michael pihaknya telah memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk meniti karirnya.
Meskipun memegang dua gelar master di bidang teknologi informasi, Manu Kaur kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor tersebut
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan