Kisah Murid-Murid Abu Bakar Ba'asyir yang Setia
Agar Ada Pemasukan, Eksepsi Ustad Dijual Rp 20 Ribu
Kamis, 10 Maret 2011 – 08:08 WIB
Kepada Jawa Pos beberapa murid Ba"asyir itu menyatakan kekecewaannya terhadap polisi. Menurut mereka, pengamanan yang dilakukan polisi terlalu berlebihan. "Lihat itu, di atap-atap ada sniper. Seakan-akan kami ini berbahaya," kata Muhammad Umar, murid Ba"asyir yang juga anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), sambil mengarahkan telunjuk tangannya ke arah atap bangunan, tak jauh dari PN Jakarta Selatan. "Hei, itu sniper turun saja," teriak Umar.
Hari itu (7/3) agenda sidang yang digelar adalah jawaban jaksa atas pembelaan Ba""asyir. Sidang sempat panas setelah salah seorang anggota kuasa hukum Baasyir, Munarman, bersitegang dengan jaksa penuntut. Umar mengatakan, demi memberikan dukungan kepada gurunya, hari itu (7/3) dia tiba di Jakarta sejak subuh. Pria 27 tahun itu datang dengan 50 orang temannya dari Solo.
Dua jam sebelum sidang dimulai (pukul 10.00), Umar dan teman-temannya yang juga murid Ba"asyir sudah tiba di depan PN Jaksel. Semula mereka berniat masuk ke ruang sidang. Tapi, upayanya gagal. "Ada orang-orang misterius yang sudah duduk di kursi pengunjung," katanya.
Selama persidangan, Umar selalu waspada dan memasang telinga tajam-tajam. Setiap kali Ba"asyir atau pengacaranya menyebut polisi dan Densus 88 Antiteror musuh Allah, Umar dan puluhan rekannya membalas dengan pekikan Allahu akbar. Umar menjelaskan, keputusannya dengan beberapa rekannya sesama anggota JAT datang ke Jakarta adalah bentuk dukungan. "Dukungan dari seorang murid kepada guru atau ustadnya," paparnya.
Selama menjalani persidangan kasus terorisme di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Abu Bakar Ba"asyir selalu "dikawal" ratusan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408