Kisah Murid-Murid Abu Bakar Ba'asyir yang Setia
Agar Ada Pemasukan, Eksepsi Ustad Dijual Rp 20 Ribu
Kamis, 10 Maret 2011 – 08:08 WIB
Dia sangat kecewa karena guru yang sudah mendidiknya ilmu agama itu didakwa sebagai otak dan penggerak pelatihan teroris.
Berangkat dari Solo ke ibu kota, Umar merogoh kocek sendiri. "Kami menggunakan bus. Kami mulai menabung sejak ustad kali pertama ditangkap," katanya. Ba"asyir ditangkap di Banjar, Ciamis, Jawa Barat, 9 Agustus 2010.
Untuk datang ke Jakarta, Umar mengatakan perlu sedikit perjuangan. Terutama persoalan ongkos transportasi. Dia menjelaskan, meluncur dari Ngruki ke Jakarta menggunakan bus dan kereta api.
Umar mengatakan, dirinya cukup beruntung karena tidak mengalami kesulitan soal kuangan. Beberapa rekannya mengaku meniru gaya suporter Persebaya Surabaya ketika datang ke Jakarta. Bondo nekat alias bonek. "Motivasi utama, kami harus bisa datang dan memberikan semangat kepada ustad, guru kami," tandas Umar.
Dia memaparkan, beberapa rekannya ada yang berbekal pinjaman dari rekan lain untuk bisa meluncur di Jakarta. Atau, menumpang kenalan yang akan berangkat ke Jakarta. "Ada yang ikut truk," katanya.
Selama menjalani persidangan kasus terorisme di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Abu Bakar Ba"asyir selalu "dikawal" ratusan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408