Kisah Murid-Murid Abu Bakar Ba'asyir yang Setia
Agar Ada Pemasukan, Eksepsi Ustad Dijual Rp 20 Ribu
Kamis, 10 Maret 2011 – 08:08 WIB
Menurut Sonhadi, JAT tidak tepat jika disebut organisasi massa seperti Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah. Hadi lebih suka JAT disejajarkan dengan jamaah tabligh yang sering keliling masjid. Atau jamaah-jamaah dakwah yang tersebar di kampung-kampung.
JAT didirikan Ba"asyir setelah menyatakan keluar dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada September 2008. Setelah sang amir dipenjara, aktivitas JAT tidak langsung otomatis terhenti. "Dakwah-dakwah berkala tetap ada. Pesantren juga masih jalan," tandas Hadi.
Terkait dengan penjagaan polisi, Hadi mengatakan sudah terlalu kelewatan. "Kami punya tim yang mengawasi orang-orang misterius. Bahkan ada yang berjilbab, itu sudah kami rekam video," katanya.
Bagaimana bisa tahu? "Kami terlatih membedakan. Gerak-geriknya kan kelihatan. Kalau tidak biasa pakai kerudung pasti kikuk," katanya.
Selama menjalani persidangan kasus terorisme di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Abu Bakar Ba"asyir selalu "dikawal" ratusan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408