Kisah Nadia Nadim, Korban Taliban yang Kini Jadi Andalan Timnas Denmark
jpnn.com, KOPENHAGEN - Di dunia sepak bola nama Nadia Nadim dikenal sebagai pemain internasional Denmark yang cukup produktif dengan koleksi 98 caps.
Ia juga memainkan peranan penting saat membantu timnya saat itu, Paris Saint-Germain mengangkat trofi Divisi 1 pertama kali dalam sejarah mereka. Nadia memiliki kontribusi 18 gol dari 27 laga yang ia mainkan.
Perempuan berusia 33 tahun itu diakui sebagai salah satu pesepak bola wanita terbaik di dunia dengan berbagai reputasinya di level klub maupun timnas.
Namun, jauh sebelum Nadia menjadi bintang lapangan hijau seperti sekarang, ia telah melalui serangkaian kesulitan luar biasa yang bahkan mengancam nyawanya.
Kembali pada 2000 silam, ketika Nadia masih berusia 11 tahun. Ia harus menyaksikan ayahnya diculik oleh segerombolan pemberontak Taliban.
"Untuk waktu yang lama saya sempat berpikir jika ayah akan muncul," ujarnya kepada SportBible.
Akan tetapi, takdir berkata lain, sang ayah Rabbani Nadim yang juga seorang Jenderal Angkatan Darat dieksekusi oleh Taliban yang memang sedang berkonflik dengan Tentara Nasional Afganistan.
Nadia Nadiem menghabiskan masa kecilnya dengan situasi horor, mencekam, dan penuh ketakutan. Ia bahkan mendengar sendiri bagaimana perlakuan keji Taliban kepada ayahnya.
Pesepak bola wanita asal Denmark, Nadia Nadim, memiliki masa lalu yang kelam sebelum jadi sosok terkenal seperti sekarang.
- Laga Persahabatan: Persib Legend vs Seejontor FC di Bandung, Kang Erwan Bakal Hadir
- Buka Mandiri Media Cup 2024, Indra Sjafri Beri Coaching Clinic ke Pemain & Pelatih Muda
- Kemasan Edisi Khusus Le Minerale Wujud Nyata Apresiasi dan Dukungan Kepada Para Atlet Sepak Bola
- Akademi Sepak Bola Sobat Indonesia Luncurkan Logo Baru
- SKF Girls School Challenge Berlangsung Meriah di Jakarta, Antusiasme Peserta Luar Biasa
- Bank Mandiri Dorong Prestasi & Inklusivitas melalui Peparnas XVII di Solo