Kisah Naila Mutasyarofah, Enam Tahun Mulutnya Tertutup Rapat, Akhirnya...
jpnn.com - KERJA tim medis Rumah Sakit Paru Jember, Jawa Timur, patut diapresiasi. Mereka sukses melakukan operasi langka. Yakni ”membuka” mulut bocah Naila Mutasyarofah yang sejak lahir mengalami kelainan rahang atas dan bawah merekat serta bibir terkatup. Naila pun kini mulai bisa bersuara.
RANGGA MAHARDIKA, Jember
FERLYNDA PUTRI, Surabaya
”Pulang... pulang... sakit,” rintih Naila di ruang High Care Unit (HCU) Hiperbaric RS Paru Jember Kamis lalu (25/8). Meski suaranya tak jelas, ibunya bisa memahami arti ucapan Naila. Maka, sang ibu Ningwati terus menenangkan buah hatinya itu.
Kondisi Naila memang masih lemah dengan balutan perban di kepala. Senin lalu (22/8) dia baru saja menjalani operasi besar. Mulutnya yang sejak lahir tertutup rapat dan rahangnya yang tidak bisa digerakkan mesti dibedah.
Untuk tahap tersebut, operasi terbilang sukses. Mulut Naila pun sudah bisa digerakkan meski masih kaku. Suaranya juga mulai terdengar kendati masih kurang terang.
Yang jelas, Ningwati terlihat sangat bahagia melihat kondisi anaknya yang mulai bisa bersuara. Sudah lama dia merindukan suara keluar dari mulut anaknya itu. Bahkan sejak Naila lahir. Kalau toh selama ini terdengar ”suara” dari mulut bocah tersebut, ”Yang paham artinya hanya ibunya,” ucap Nurul, staf Kecamatan Jelbuk, Jember, yang mendampingi keluarga Naila.
Bungsu tiga bersaudara pasangan (almarhum) Buhari dan Ningwati itu sejak lahir mengalami kelainan mulut terkatup. Di wajah bocah tersebut sebenarnya sudah terbentuk mulut lengkap. Tetapi, bibir atas dan bawahnya menyatu.
KERJA tim medis Rumah Sakit Paru Jember, Jawa Timur, patut diapresiasi. Mereka sukses melakukan operasi langka. Yakni ”membuka” mulut
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408