Kisah Nayati, Saksi Hidup Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang
Aku Lihat Suamiku Dikeroyok, lalu Dia Menghilang
Rabu, 09 Februari 2011 – 08:08 WIB

Kisah Nayati, Saksi Hidup Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang
Kini Nayati tidak tahu lagi harus bagaimana. Maklum, persedian uangnya juga sudah habis. Sementara semua anggota keluarganya tidak tahu ada di mana. Padi yang ditanamnya juga gagal panen karena kebanjiran. Berdagang, tidak laku. "Saya pernah berjualan obat-obat kecantikan, tapi nggak laku karena dimusuhi warga," terangnya.
Bahkan, dia mengatakan takut jika seminggu ke depan pihak kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di lokasi kejadian tidak lagi di tempat, dirinya bakal dibunuh oleh warga. Maklum, kini hanya tinggal dia seorang dan anaknya yang masih kecil keturunan keluarga Matori yang masih tinggal di desa itu. "Mungkin saya dikeroyok warga seminggu lagi. Tapi, saya nggak tahu mau mengungsi di mana lagi karena sudah nggak punya siapa-siapa," jelasnya.(c4/kum)
Minggu pagi lalu (6/2) menjadi hari memilukan yang tak akan pernah dilupakan Nayati. Dia adalah salah seorang saksi hidup peristiwa penyerangan ribuan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu