Kisah Nur Salam, Pengusaha Asal Banyumas Membangun Bisnis Tenun Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Nur Salam, pengusaha asal Banyumas, Jawa Tengah, berkisah perjalanannya membangun bisnis tenun yang diberi nama Kainnesia dan Swantara.
Usah yang dibangun Nur Salam, memiliki peran penting dalam mempromosikan dan memperluas keberlanjutan industri tenun Indonesia.
Kainnesia yang juga dikenal dengan Kain Tenun Indonesia, merupakan social enterprise yang mengubah tenunan tangan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia menjadi produk fungsional.
"Visi kami memperkenalkan dan mempopuperkan keindahan dan kualitas tenun Indonesia, kepada masyarakat lokal maupun internasional," ujar Nur Salam, dalam keterangannya, Rabu (19/7).
Melalui Kainnesia, Nur Salam berhasil menghadirkan berbagai koleksi tenun unik yang menggabungkan kekayaan budaya Indonesia, dengan desain modern yang menarik.
Selain itu, dia juga mendirikan Swantara, sebuah program sosial pemberdayaan dan regenerasi penenun nusantara.
Program ini dimulai di Yogyakarta, bekerja sama dengan kelompok tenun di daerah Krapyak Wetan, Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Swantara berhasil melahirkan 10 penenun muda dan melakukan revitalisasi workshop, menjadikan mereka sebagai pewaris budaya tenun Indonesia yang berharga.
Nur Salam berkisah tentang upayanya mengangkat tenun Indonesia, melalui Kainnesia dan Swantara.
- Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok, dan Kupang Menembus Pasar Global
- Batik Coreta Louise Tampil di Woodrow Wilson House Exhibition & Gala
- Berkat Fasilitas dari Bea Cukai, Produk Tenun Asal Yogyakarta Tembus Pasar di 4 Negara Ini
- Sarung BHS Perkenalkan Produk Hasil Perajin Tenun di Inacraft 2024
- Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2023 Terpilih, Siap Lestarikan Budaya Wastra
- 155 Peserta Ikuti Festival Tari Tenun dan Songket Nusantara 2023