Kisah Pak Ngadiman, 118 Kali Donor Darah, 34 Tahun Harus Melawan Rasa Takut
Selama menjalani pekerjaan sebagai sopir ambulans dan mobil jenazah, Ngadiman sudah sering membawa korban kecelakaan.
Namun, ketika membawa jenazah korban tenggelam menimbulkan ketakutan tersendiri bagi Ngadiman. Walaupun, setiap ketakutan itu berusaha dia lawan.
Jadi Inspirasi
Humas PMI Banjarnegara M. Alwan Rifai mengatakan bahwa sosok Pak Ngadiman atau yang akrab dipanggil "Babeh" sudah dianggapnya sebagai ayah, panutan dan penyemangat bagi para sukarelawan lainnya.
"Pada usia yang tidak lagi muda, beliau masih aktif mendedikasikan hidupnya untuk kemanusiaan, siang dan malam siap dipanggil untuk misi kemanusiaan," kata Alwan.
Menurutnya sosok Ngadiman juga telah menjadi inspirasi bagi generasi muda agar tetap berjuang untuk kemanusiaan, serta mengajarkan untuk selalu siap dan ikhlas menjadi donor darah sukarela.
Terlebih lagi pada awal pandemi ketika stok darah di PMI Banjarnegara sempat menurun hingga 90 persen setelah masyarakat diimbau untuk lebih banyak berada di rumah.
"Pada saat itu kegiatan donor darah keliling juga sempat terhenti dan lebih mengandalkan donor yang berasal dari sukarelawan yang ada. Untungnya pada hari ini ketersediaan darah sudah berangsur meningkat," jelasnya.
Pak Ngadiman merupakan sopir mobil ambulans dan mobil jenazah milik PMI Kabupaten Banjarnegara.
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Satu Keluarga di Bruno Purworejo Tertimbun Longsor, 3 Orang Meninggal
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Menteri Karding Tugaskan Anak Buah Bantu Mila Dapatkan Ijazah Ditahan Penyalur PMI
- Dambakan Pembangunan di Jateng, Pemuda Solo Dukung Luthfi-Taj Yasin
- Anggap ASN di Boyolali Tak Netral, Tim Pengawal Demokrasi Somasi Plt BKN