Kisah Panjang Perjuangan Pulau Wawonii Melawan Tambang yang Belum Selesai

Setidaknya sudah enam tahun warga Pulau Wawonii berjuang mempertahankan ruang hidupnya, menolak kehadiran perusahaan tambang nikel PT Gema Kreasi Perdana (GKP) milik Grup Harita,
Ratna, yang kini berusia 67 tahun adalah salah satunya.
Menurut Ratna, kehadiran PT GKP di pulaunya hanya membawa masalah.
"Yang pertama soal air ... airnya sudah keruh dan tidak bisa kami konsumsi," kata Ratna.
Ratna menuding aktivitas penambangan di area tutupan hutan yang lebih tinggi telah mencemari mata air warga, sehingga di musim hujan air berubah menjadi coklat dan berlumpur.
"Padahal 1 kali 24 jam manusia memerlukan air ... jangankan manusia, binatang pun memerlukan air," katanya yang kemudian memutuskan menggali sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain soal air, Ratna juga menuturkan masalah lain, seperti penyerobotan lahan milik warga yang dilakukan perusahaan dan debu yang berdampak pada kebun warga.
"Sudah dua tahun saya tidak bisa lagi menikmati hasil pohon jambu mente saya karena debu," kata Ratna.
Sebagai wilayah penghasil nikel terbesar di Indonesia, Sulawesi Tenggara telah menjadi arena eksplorasi tambang dan industri pengolahan nikel yang dianggap akan menyejahterakan warga
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia