Kisah Panjang Perjuangan Pulau Wawonii Melawan Tambang yang Belum Selesai

Kisah Panjang Perjuangan Pulau Wawonii Melawan Tambang yang Belum Selesai
Ilustrasi tambang tembaga. Foto: ANTARA/Reuters

Ia juga membantah tudingan warga soal aktivitas PT GKP yang menyebabkan keruhnya air laut dan sungai di Wawonii.

Alex mengatakan air di Desa Roko Roko Raya, tempat PT GKP beroperasi, pasti keruh ketika turun hujan dengan intensitas tinggi. "Ketika kekeruhan ini terjadi dan menyebabkan krisis air bersih, kami dari PT GKP tergerak untuk membantu mencari solusi air bersih warga. Kami buatkan sumur cincin untuk masyarakat, bantu supply water truck selama air keruh, dan kami juga bantu kuras bak air penampungan di desa," ujar Alex seperti yang dilansir CNN Indonesia.

Tetapi Ratna dan Amlia bergeming.

"Perusahaan harus angkat kaki dari pulau Wawonii, itu saja, tidak ada yang lain," tutur Ratna.

Kemiskinan malah meningkat

Warga Wawonii juga membantah klaim yang menyebutkan keberadaan tambang nikel di pulaunya akan menyejahterakan warga lokal.

"Tidak ada sejarahnya perusahaan menyejahterakan masyarakat, buktinya yang kami rasakan detik-detik ini, yang menikmati hanya segelintir orang," kata Ratna.

"Semenjak saya lahir dan besar di sini sampai kuliah, bukan tambang menjadikan kami sarjana, semua karena hasil panen kebun seperti cengkih dan yang lainnya," tambah Dekarno.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara, Johanes Robert, membenarkan jika keberadaan tambang dan hilirisasi nikel di provinsi itu tidak serta-merta menyejahterakan masyarakat, dengan menggunakan indikator angka kemiskinan.

Sebagai wilayah penghasil nikel terbesar di Indonesia, Sulawesi Tenggara telah menjadi arena eksplorasi tambang dan industri pengolahan nikel yang dianggap akan menyejahterakan warga

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News