Kisah Para Duta Besar yang Bertugas di Negara-Negara 'Miskin' (1)
Di Timor Leste, Eddy Ditodong Preman
Jumat, 19 Februari 2010 – 01:26 WIB
Secara kultural, sampai sekarang warga Timor Leste bahkan masih menggunakan istilah rupiah untuk mata uang mereka dalam perdagangan sehari-hari. Padahal, mata uang yang digunakan di sana adalah dolar Amerika. "Jadi, ada banyak wilayah di pedalaman yang transaksinya menggunakan istilah rupiah. Misalnya, dia bilang dua ribu itu berarti dua dolar. Hal itulah yang mendekatkan emosi kami," ujar Eddy.
Namun, antusiasme terhadap budaya Indonesia tersebut kerap tidak terfasilitasi secara baik. Eddy menyatakan, sebagai bentuk bantuan kepada pelajar Timor Leste, KBRI mendirikan sebuah perpustakaan di sebuah bekas restoran. Perpustakaan di bangunan yang didesain untuk restoran itu menyimpan ratusan koleksi buku berbahasa Indonesia.
"Ya kami prihatin karena tidak mendapat persetujuan mendirikan bangunan dari pemerintah. Gedung restoran itu merupakan sumbangan pengusaha lokal," ungkapnya.(kum)
Menjadi diplomat di luar negeri tak selalu identik dengan gaya hidup glamor dan bergelimang fasilitas. Setidaknya, inilah yang dirasakan beberapa
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408