Kisah Para Istri Kustoro Raharjo setelah 'Lelananging Jagad' Itu Meninggal (1)

Dulu Dengar Wejangan, Kini Ziarah di Kuburan

Kisah Para Istri Kustoro Raharjo setelah 'Lelananging Jagad' Itu Meninggal (1)
Kisah Para Istri Kustoro Raharjo setelah 'Lelananging Jagad' Itu Meninggal.
Wisnu menceritakan, sejak masih anak-anak, dirinya diperkenalkan dengan budaya Jawa, terutama wayang kulit, oleh sang ayah. "Papah mendatangkan guru khusus yang mengajari kami bermain gamelan. Saya belajar sejak SD," terang Wisnu, yang juga anggota unit kegiatan mahasiswa (UKM) karawitan di kampus UGM.

Tapi, di antara anak-anak mendiang Kustoro, hanya Jati Murti Probo Raharjo yang dikader untuk meneruskan kiprah sang ayah sebagai dalang. Jati adalah anak kesebelas Kustoro yang lahir dari rahim Ina.

Alasan Kustoro semasa hidup, hanya Jati yang benar-benar berbakat menjadi dalang di antara 16 saudaranya. Jati telah beberapa kali tampil dan mengikuti lomba dalang di berbagai kota di Jawa Tengah.

Bagi para istri dan anak-anaknya, Kustoro memang dikenal sebagai pribadi yang sangat menghargai dan melestarikan budaya Jawa. Karena itu, Kustoro sangat mendukung dan mendorong keluarga besarnya memiliki kecintaan yang sama dengan dirinya terhadap budaya Jawa.

Budaya adalah salah satu sarana bagi Kustoro untuk menunjukkan cintanya kepada para istri dan anak-anaknya. Dengan pementasan bersama, dia berusaha mengajarkan arti kebersamaan sebagai keluarga sekaligus cara meredam konflik.

Jati mengatakan, mereka sangat dekat satu dengan lainnya. Istri-istri Kustoro tinggal serumah berserta anak-anak mereka. "Saya sudah menganggap ibu-ibu lain seperti ibu sendiri. Begitu juga mereka, menganggap saya seperti anak sendiri. Bisa jadi teman curhat atau ngobrol soal apa pun," urainya.

Ina menambahkan, istri-istri Kustoro yang tinggal seatap juga tidak mempunyai rasa iri. Dia mencontohkan, setiap malam mereka mendapatkan giliran tidur bersama Kustoro. Ketika itu terjadi, istri-istri yang tidak "bertugas" tak pernah berkeberatan. Begitu pula ketika pria yang meninggal pada umur 66 tahun tersebut pergi ke Cirebon dan membawa empat atau lima istri sekaligus, istri yang ditinggal di rumah tak mempermasalahkannya.

"Pokoknya, kami sudah saling mengerti. Karena itu, jarang ada konflik yang berlarut-larut," tegas Ina. (bersambung/c11/ari)

Lebaran tahun ini terasa lain bagi keluarga besar Kustoro Raharjo. Sembilan istri dan 17 anak Kustoro tak bisa lagi mendengarkan wejangan suami dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News