Kisah Para Karyawan Merpati Setelah 3 Bulan Tanpa Gajian
Ada yang Tetap Santai, Ada yang Diusir Karena Tak Mampu Bayar Kos Lagi
"Ya kondisi ini memang tak mudah bagi hidup kami, setiap individu pasti merasakan kesulitan yang berbeda. Kalau saya coba untuk tetap berkegiatan dan melakukan hal positif, seperti berkebun, ke sawah, main sama cucu. Ya menikmati hidup dari sisa THR kemarin," terang pria berambut ikal ini.
Lain lagi yang dialami oleh Sekjen Asosiasi Pekerja Merpati (APM) Adhitya Priyo. Bernasib sama dengan karyawan lain yang belum menerima gaji, Adhitya harus putar otak kala anak ketiganya lahir ke pada 5 Maret 2014. Dia mengaku sempat kebingungan mendapatkan biaya untuk istrinya melahirkan. Akhirnya, ia harus menjual berbagai perabotan yang laku dijual.
"Istri saya baru melahirkan kemarin, dengan kondisi yang seperti ini saya mikiri, saya harus gimana? Saya enggak mau menyia-siakan anugerah Allah. Tabungan saya sudah saya pakai selama ini, saya juga sudah jual segala macam," beber bapak tiga anak ini.
Aksi Adhit ini sudah menuai protes dari keluarga, terutama istri tercinta yang prihatin jerih payah suaminya tak juga membuahkan hasil. Kata Adhit, istrinya sampai ngambek berhari-hari karena masih keukeuh memperjuangkan para pekerja Merpati lainnya dan lontang-lantung tanpa penghasilan.
"Mana ada istri yang mau ditinggal pergi pagi pulang malam terus-terusan hanya untuk berjuang demi Merpati? Istri saya marah-marah terus, ibu saya juga tanya dan cemas soal nasib saya. Beliau cemas karena mikir mau dikasih makan apa anak istrinya kalau terus-terusan seperti ini," beber Adhit.
Apa yang dialami Adhit ternyata masih terbilang belum seberapa. Dituturkannya, ada pegawai Merpati yang kisahnya lebih tragis lagi karena dari indekos karena tak mampu lagi bayar sewa kamar kos-kosan. Akhirnya Adhit pun menjati tempat berkeluh kesah.
"Saya enggak tega, mereka itu ngeluhnya pada ke saya semua. Dari porter sampai tingkat manager. Ada petugas flight operator diusir dari kos-kosannya karena belum bayar. Ada lagi anak istrinya sampai tidur di emperan jalan karena memang sudah enggak punya apa-apa lagi. Mereka mau pulang ke daerah asal juga enggak punya uang. Ini saya cerita enggak mengada-ada," tegas pria yang sudah 19 tahun bekerja di Merpati itu.
Adhit mengakui bahwa dirinya sempat mencari kerja di maskapai lain. Hanya saja kecintaannya pada Merpati masih melekat sehingga mengaku belum puas bila belum ikut berjuang bersama rekan-rekannya untuk mempertahankan perusahaan pelat merah itu.
Malang benar nasib pegawai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Di tengah lilitan utang perseroan yang sudah mencapai Rp 7,3 triliun dan berhentinya
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408