Kisah Para Pemain Timnas Pelajar U-13 yang Telantar di Filipina
Kegagalan pulang tersebut tentu saja juga mengejutkan orang tua ke-12 pemain. Bagi mereka, anak-anak mereka telah ditelantarkan. Meski Kampiun Indonesia dan pelatih Aef Barlian menyatakan mereka baik-baik saja di Manila.
Yang lebih menyesakkan para orang tua, rata-rata mereka sudah menyiapkan sambutan istimewa. Ada yang telah memasak makanan kesukaan si buah hati. Ada pula yang telah menyiapkan tasyakuran serta pengajian.
Yang semakin merisaukan para pemain dan orang tua mereka, Gatut yang juga pemilik Kampiun Indonesia, event organizer yang memberangkatkan total 16 pemain timnas U-13 ke Pinas Cup 2015, ternyata memilih pulang. Dia mendarat di Jakarta keesokannya (2/11) bersama empat pemain, yakni Gilang Prayoga, Denis Fahrezi, Aldi Awaludin, dan Wahyu Dwi Hariyanto.
Achmad Yari, ayah Alif, menduga, empat pemain itu bisa pulang karena orang tua mereka membayar biaya tambahan untuk pemulangan tim sebesar Rp 2,9 juta yang diminta Gatut.
Yari dan orang tua 11 pemain lain menolak permintaan tersebut. Mereka menganggap permintaan itu aneh. Sebab, sepatutnya semua biaya setiap tim yang membawa nama negara ditanggung negara.
Yang membuat orang tua 12 pemain itu lebih marah, saat melaporkan telantarnya anak-anak mereka di Manila ke Kemenpora, diketahui bahwa surat dari Tim Transisi yang pernah ditunjukkan Gatut ternyata bodong.
’’Dari data administrasi, kami tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi seperti itu,’’ tegas Cheppy T. Wartono, salah seorang anggota Tim Transisi yang dibentuk Kemenpora setelah PSSI dibekukan pada 17 April lalu
Orang tua risau, apalagi anak-anak mereka di Manila. Sebab, gagal pulang berarti mereka harus kembali tinggal di rumah seorang warga negara Indonesia bernama Nita yang menikah dengan pria Filipina.
SKUAT Timnas U-13 tak bisa menginap di hotel karena dana akomodasi habis untuk membayar denda imigrasi. Namun, bisa tetap juara di tengah berbagai
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara