Kisah Para Pemburu Batu Giok, Temukan Jenis Topas Laku Rp 300 Juta per Kilo

Bongkahan batu yang didominasi warna hijau terang, hijau lumut, hijau tua, putih, dan hitam tersebut laris manis diburu orang. Terutama yang baru saja diambil dari Alur Tengku.
”Ini solar (jenis giok paling bagus, Red). Baru saja saya beli dari pencari giok Rp 8 juta,” ujar seorang pemburu giok sembari memperlihatkan bongkahan batu berwarna keperakan seukuran kepalan tangan itu.
Menjelang azan Magrib, lima pencari giok yang baru turun dari puncak gunung tiba di warung. Mereka berjalan lunglai dan tampak kedinginan. Maklum, saat itu hujan sangat deras. Salah seorang di antara mereka, Siddin, 37, hanya bisa menunjukkan hasil perburuan giok hari itu.
”Saya naik dari pukul 10 pagi. Nggak bisa menemukan banyak. Itu dibawa teman,” ujarnya sambil menunjuk kawannya yang membawa kantong kecil berisi batu giok.
Batu itu lalu dikeluarkan. Wujudnya bongkahan kecil berwarna kehitaman. ”Udah, beli saja Rp 40 ribu,” katanya kepada pengunjung warung dengan suara datar. ”Yah, sekadar buat beli kopi,” tambahnya dalam bahasa Aceh.
Sejak setahun lalu, ketika batu giok diburu kolektor, banyak warga Nagan Raya yang beralih profesi. Yang semula menjadi petani, pekerja kebun, atau kuli bangunan memilih menjadi pencari batu giok Aceh. Salah satunya Siddin.
Bagi pencari giok pemula seperti Siddin, yang bisa didapatkan selama seharian hanya bongkahan-bongkahan kecil. Namun, bagi pencari giok kawakan seperti Gusti Nurja, 42, lain lagi.
Nurja menekuni pekerjaan tersebut sejak 2003. Waktu itu giok belum banyak dikenal seperti sekarang. Namun, bapak dua anak tersebut setia menekuni pekerjaan mencari giok yang sangat berat itu hingga kini.
BATU giok lagi naik daun. Para kolektor kaya berani merogoh koceknya dalam-dalam untuk mendapatkan batu mulia itu. Berikut catatan wartawan Jawa
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu