Kisah Para Pemburu Batu Giok, Temukan Jenis Topas Laku Rp 300 Juta per Kilo

Kekuatan batu giok Nagan tersebut, kata Naufal, sudah dites tim ahli dari Korea yang pernah datang ke Nagan. Karena itulah, mereka mau langsung membeli batu giok dari Nagan. Tim Korea tersebut sempat membagikan 20 alat untuk mendeteksi kekuatan batu giok yang ditemukan.
Dengan alat sederhana itu, batu giok bisa dilihat jenis-jenisnya. Mulai topas (terbatas) hingga jenis nefrid yang bisa dibedakan lagi menjadi solar (kualitas paling bagus), neon, biosolar, indocrase, biosankis, dan cempaka madu. Dua batu terakhir tidak terdapat di Nagan, tetapi lebih banyak di tebing-tebing sepanjang Desa Lamno dan Teunom, Aceh Jaya, yang bertetangga dengan Nagan.
Kini kelompok Tengku Naufal sudah menjadi langganan para kolektor Korea. Mereka sudah memiliki agen khusus di Medan.
’’Orang Korea atau Singapura membeli giok bukan untuk aksesori atau perhiasan, tapi untuk industri. Salah satunya untuk bahan pembuatan campuran senjata api,’’ tutur Naufal.
’’Bahkan, mereka yakin batu giok di Nagan ada yang berkualitas diamond (berlian) yang bisa untuk bahan pembuat hulu rudal,’’ tambahnya.
Karena itu, Naufal yakin booming gemstone di Indonesia saat ini tidak terlalu memengaruhi bisnis giok di Aceh, terutama di Nagan Raya. Sebab, harga giok bisa dipermainkan para tengkulak.
’’Melihat kandungan batu di Nagan yang tidak habis sampai 50 tahun, saya yakin giok tetap laku kapan pun, asal pemerintah membantu masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan giok. Tidak hanya untuk aksesori, tapi juga untuk kebutuhan industri,’’ tandas dia. (*/c10/ari)
BATU giok lagi naik daun. Para kolektor kaya berani merogoh koceknya dalam-dalam untuk mendapatkan batu mulia itu. Berikut catatan wartawan Jawa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu