Kisah Para Perempuan Indonesia di Pertambangan Australia
Sejumlah perempuan asal Indonesia diri telah membuktikan jika mereka tidak hanya mampu bekerja di Australia, yang memiliki budaya yang berbeda jauh dengan di Indonesia.
Mereka juga mampu bersaing dengan para pria di bidang-bidang yang biasanya didominasi, bahkan dianggap sebagai "pekerjaan pria".
Untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang diperingati 8 Maret setiap tahunnya, ABC Indonesia berbincang kepada tiga perempuan, yang kebetulan ketiganya berasal dari Kalimantan.
Maryln White, Jelita Sidabutar, dan Yulia Hadi bekerja di sektor pertambangan di Australia Barat, namun mereka bekerja di perusahaan yang berbeda.
Sebelumnya, mereka juga pernah memiliki pengalaman bekerja di bidang pertambangan, konstruksi, dan telekomunikasi saat berada di Indonesia.
'Bukan seorang puteri, tapi pejuang'
Photo: Marlyn mengaku jika teman-temannya terlihat kasar, tapi mereka peduli dan sangat baik pada rekan kerja perempuan. (Koleksi pribadi)
Berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, Marlyn White sudah bekerja di sejumlah perusahaan pertambangan di Australia Barat selama lebih dari 10 tahun.
Saat ini ia bekerja sebagai 'Project Controller' di sebuah perusahaan peralatan dan perlengkapan tambang, yang juga menuntutnya untuk bekerja dan tinggal di lokasi pertambangan.
Sejumlah perempuan asal Indonesia diri telah membuktikan jika mereka tidak hanya mampu bekerja di Australia, yang memiliki budaya yang berbeda jauh dengan di Indonesia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata