Kisah Para Perempuan Indonesia di Pertambangan Australia

"Mungkin mereka mengecilkan atau mempertanyakan kemampuan kita, tapi kita harus tunjukkan pada mereka, 'saya tahu apa yang saya lakukan'," ujar perempuan berusia 41 tahun tersebut.
Menurutnya kepercayaan diri kini telah menjadi masalah bagi banyak perempuan muda, karena mereka sering membandingkannya dengan orang lain, termasuk untuk mendefinisikan arti kecantikan.
Seringkali yang disebut cantik adalah perempuan berkulit putih, bermata biru, berambut pirang, atau terlihat seperti perempuan-perempuan yang ada di majalah-majalah fashion.
"Jika kita ingin seperti mereka, lalu kapan kita bisa menjadi diri sendiri? ujar Marlyn kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
"Kecantikan bagi saya adalah cara pandang terhadap diri sendiri, bukan menurut apa yang orang lain pikirkan tentang kita," tambahnya.
"Kecantikan adalah di hati, bukan dinilai dari wajah."
Berurusan dengan rekan-rekan kerja pria, khususnya di industri pertambangan, tentunya bukan hal mudah, karenanya Marlyn mengatakan butuh "strategi yang lebih cerdas".
"Kebanyakan pria memiliki ego yang lebih besar, jadi kita tidak bisa memberitahu langsung apa yang harus mereka kerjakan, harus menemukan caranya," ujar yang berstatus sebagai seorang istri.
Sejumlah perempuan asal Indonesia diri telah membuktikan jika mereka tidak hanya mampu bekerja di Australia, yang memiliki budaya yang berbeda jauh dengan di Indonesia
- MIND ID Terima Kunjungan Menteri Perindustrian dan SDM Arab Saudi di Indonesia
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan