Kisah Para Perempuan Indonesia di Pertambangan Australia
"Mungkin mereka mengecilkan atau mempertanyakan kemampuan kita, tapi kita harus tunjukkan pada mereka, 'saya tahu apa yang saya lakukan'," ujar perempuan berusia 41 tahun tersebut.
Menurutnya kepercayaan diri kini telah menjadi masalah bagi banyak perempuan muda, karena mereka sering membandingkannya dengan orang lain, termasuk untuk mendefinisikan arti kecantikan.
Seringkali yang disebut cantik adalah perempuan berkulit putih, bermata biru, berambut pirang, atau terlihat seperti perempuan-perempuan yang ada di majalah-majalah fashion.
"Jika kita ingin seperti mereka, lalu kapan kita bisa menjadi diri sendiri? ujar Marlyn kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
"Kecantikan bagi saya adalah cara pandang terhadap diri sendiri, bukan menurut apa yang orang lain pikirkan tentang kita," tambahnya.
"Kecantikan adalah di hati, bukan dinilai dari wajah."
Berurusan dengan rekan-rekan kerja pria, khususnya di industri pertambangan, tentunya bukan hal mudah, karenanya Marlyn mengatakan butuh "strategi yang lebih cerdas".
"Kebanyakan pria memiliki ego yang lebih besar, jadi kita tidak bisa memberitahu langsung apa yang harus mereka kerjakan, harus menemukan caranya," ujar yang berstatus sebagai seorang istri.
Sejumlah perempuan asal Indonesia diri telah membuktikan jika mereka tidak hanya mampu bekerja di Australia, yang memiliki budaya yang berbeda jauh dengan di Indonesia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata