Kisah Para TKW di Jeddah yang Terzalimi karena Bertahun-tahun Tak Digaji
Cucu pun "Bermimpi" Dapat Rp 174 Juta, lalu Beli Tanah
Rabu, 01 Desember 2010 – 08:26 WIB
Sumiati lantas datang ke Konjen RI di Jeddah untuk mencari bantuan hukum agar bisa mendapatkan kembali upahnya sembilan tahun itu. Jika ditotal, nilainya 64.800 riyal (sekitar Rp 162 juta "kurs Rp 2.500 per riyal). "Saya pengin hasil jerih payah saya selama bertahun-tahun itu dihargai. Itu kan hak saya," katanya.
Nasib sama juga dialami Iim binti Samad. Wanita 52 tahun asal Cianjur, Jawa Barat, itu malah lebih parah. Dia menceritakan, selama 13 tahun bekerja untuk keluarga Jeddah, dirinya hanya dibayar satu tahun ,10 bulan. "Majikan saya berutang kepada saya uang gaji selama 11 tahun, 2 bulan. Saya seharusnya menerima kira-kira 80.400 riyal (sekitar Rp 201 juta)," tuturnya.
Rasmirah binti Bana, 35, juga dari Cianjur, mengatakan, selama 14 tahun bekerja hanya menerima upah dari majikannya selama satu tahun. Karena itu, dia pun menuntut majikannya membayar 93.600 riyal (Rp 234 juta) untuk 13 tahun bekerja. "Saya ke Saudi setelah suami meninggal. Saya meninggalkan anak saya yang berumur dua tahun. Saya belum mau pulang karena perlu uang itu untuk biaya sekolah anak saya," ujarnya.
Satu lagi TKW, juga asal Cianjur, Cucu Fatimah binti Emen, 29, mengaku bekerja sejak 1999. Dia awalnya bekerja untuk sebuah keluarga di Jeddah selama satu tahun, delapan bulan. "Tapi, mereka hanya membayar saya selama satu tahun empat bulan dan mengirim saya ke adik majikan perempuan. Di sinilah saya tidak diupah, meski telah bekerja 9 tahun, empat bulan," tambahnya.
Ini masih tentang kisah pilu para tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi. Beberapa di antara mereka merasa dizalimi majikannya karena belasan tahun
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408