Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika

Merasa 'Indonesia Is The Best' Justru Ketika di Mancanegara

Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika
Konsul Kehormatan RI di Zambia, Levi Zulu (duduk di tengah) bersama para WNI di Lusaka. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.com

Telepon selularnya tiba-tiba lenyap ketika dimasukkan ke mesin x-ray. Baru setelah ia berteriak-teriak kehilangan iPhone, tiba-tiba ada seorang petugas ground handling menyerahkan gadget buatan Apple Inc itu.

Di Lusaka, suasananya juga semrawut. Ketika ada pendatang sembarangan memotret, bisa-bisa didatangi warga lokal. Urusannya bisa panjang. 

“Amit-amit, deh. Jangan sampai jadi korban kejahatan di sini,” kata Nina Johnson, WNI yang mengikuti suaminya tinggal di Lusaka.

Di Lusaka saja ada belasan WNI. Sebagian besar dari mereka adalah rohaniwan. 

Awal pekan lalu beberapa di antara mereka berkumpul di sebuah restoran untuk perpisahan Arsyanti, WNI di Zambia yang bakal segera ikut suaminya ke Jepang. 

Nina adalah warga Pluit, Jakarta Utara. Ia bersuamikan Wayne Johnson, pria Inggris yang menjadi guru di Lusaka. 

Memang awalnya Nina tidak membayangkan bakal tinggal di Zambia. “Karena ikut suami, ya uwis, lah (ya sudah, lah, red),” ujar perempuan berdarah Osing, Banyuwangi, itu. 

Nina bersama Wayne dan dua momongan mereka sudah dua tahun ini tinggal di Lusaka. Tentu saja ia bisa membandingkan Jakarta dengan Lusaka.

Para warga negara Indonesia atau NI di Zambia menceritakan suka duka mereka tinggal dan hidup di negara yang berada di pedalaman Afrika tersebut.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News