Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika
Merasa 'Indonesia Is The Best' Justru Ketika di Mancanegara
Arsyanti bersuamikan Kozo Sunada, seorang diplomat Jepang. Pekan lalu, Sunada mengakhiri tugasnya di Lusaka dan segera pulang kampung ke Hiroshima.
Kepulangan Sunada ke Jepang itu menjadi kesempatan bagi Arsyanti untuk pulang kampung. Ia ingin pada Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa bersama keluarganya di Depok. “Saya dan anak saya mau Ramadan penuh di Indonesia,” ujarnya.
Ada juga Ida Litaay. Ia bekerja sebagai geologist di sebuah perusahaan pertambangan di Zambia.
Ia lebih beruntung karena setiap tiga atau empat bulan sekali bisa mendapat kesempatan pulang ke Indonesia. Karenanya, Ida memang lebih lama tinggal di Zambia dibandingkan kolega-koleganya sesama WNI. “Saya sudah 4,5 tahun di sini,” katanya.
Beruntung para WNI di Lusaka bisa guyub dan kompak. Secara berkala mereka bertemu dan menggelar kegiatan bersama.
Mereka bahkan pernah ikut berpartisipasi pada ajang Lusaka Internatioal Food Fair 2015. Dengan difasilitasi Konsul Kehormatan RI di Zambia, Levi Zulu, para WNI di Lusaka ikut memamerkan makanan khas Indonesia.
“Kami bikin bakso, dan makanan asli Indonesia lainnya. Gorengan yang paling laris. Ternyata banyak ekspatriat yang pernah tinggal dan kesengsem dengan Indonesia,” ujar Nina.
Ia bahkan yakin andai ada yang mau berbisnis makanan Indonesia di Lusaka, pasti bakal sukses. “Itu Mbak Ida jago bikin bakso,” kata Nina sembari menunjuk Ida Litaay.
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala