Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika

Merasa 'Indonesia Is The Best' Justru Ketika di Mancanegara

Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika
Konsul Kehormatan RI di Zambia, Levi Zulu (duduk di tengah) bersama para WNI di Lusaka. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.com

Soal makanan juga bisa jadi masalah bagi WNI yang pertama kali datang di Zambia. “Sulit di sini makanan lokal yang cocok sama lidah Indonesia,” kata Arsyanti, warga Depok, Jawa Barat yang sudah 3 tahun lebih tinggal di Lusaka. 

Menurut Arsyanti, suasana Indonesia memang tak tergantikan. Ketika Ramadan dan Idulfitri, katanya, suasana di Indonesia tak akan ditemukan di negeri lain.

Arsyanti bersuamikan Kozo Sunada, seorang diplomat Jepang. Pekan lalu, Sunada mengakhiri tugasnya di Lusaka dan segera pulang kampung ke Hiroshima.

Kepulangan Sunada ke Jepang itu menjadi kesempatan bagi Arsyanti untuk pulang kampung. Dia ingin pada Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa bersama keluarganya di Depok.

“Saya dan anak saya mau Ramadan penuh di Indonesia,” ujarnya.

Ada juga Ida Litaay. Ia bekerja sebagai geologist di sebuah perusahaan pertambangan di Zambia. 

Ida lebih beruntung karena setiap tiga atau empat bulan sekali bisa mendapat kesempatan pulang ke Indonesia. Dia memang lebih lama tinggal di Zambia dibandingkan kolega-koleganya sesama WNI.

“Saya sudah 4,5 tahun di sini,” katanya. 

Para warga negara Indonesia atau NI di Zambia menceritakan suka duka mereka tinggal dan hidup di negara yang berada di pedalaman Afrika tersebut.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News