Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika

Merasa 'Indonesia Is The Best' Justru Ketika di Mancanegara

Kisah Para WNI di Negara Pedalaman Afrika
Konsul Kehormatan RI di Zambia, Levi Zulu (duduk di tengah) bersama para WNI di Lusaka. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.com

Beruntung para WNI di Lusaka bisa guyub dan kompak. Secara berkala mereka bertemu dan menggelar kegiatan bersama.

Tidak hanya kumpul-kumpul, mereka bahkan pernah ikut berpartisipasi pada ajang Lusaka Internatioal Food Fair 2015. Dengan difasilitasi oleh Levi Zulu selaku Konsul Kehormatan RI di Zambia, para WNI di Lusaka ikut memamerkan makanan khas Indonesia.

“Kami bikin bakso dan makanan asli Indonesia lainnya. Gorengan yang paling laris. Ternyata banyak ekspatriat yang pernah tinggal dan kesengsem dengan Indonesia,” ujar Nina. 

Ia meyakini andai ada yang mau berbisnis makanan Indonesia di Lusaka, pasti bakal sukses. “Itu Mbak Ida jago bikin bakso,” kata Nina sembari menunjuk Ida Litaay.

“Saya malah penginnya jual bubur ayam,” kelakar Arsyanti yang langsung ditimpali tawa sohib-sohib akrabnya di Lusaka itu.

Di Zambia ada sekitar 400-an WNI. Sebagian besar dari mereka adalah pekerja di pertambangan. 

Staf bidang ekonomi KBRI Zimbabwe yang juga membawahi Zambia, Rudy Soeryanata, mengatakan angka terakhir WNI di negeri pimpinan Presiden Edgar Chagwa Lungu itu ada 396 orang. Namun, kata Rudy, angkanya memang dinamis.

“Angkanya berubah-ubah karena pekerja tambang kan bisa ganti-ganti. Mereka biasanya langsung lapor begitu ada pergantian,” kata diplomat asal Surabaya itu.(ara/jpnn)

Para warga negara Indonesia atau NI di Zambia menceritakan suka duka mereka tinggal dan hidup di negara yang berada di pedalaman Afrika tersebut.


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News