Kisah Para WNI yang Harus Habiskan Masa Tuanya di Australia?
"Supaya mereka 'feel at home' atau merasa seperti di negara sendiri dan tidak terlalu ingin pulang [ke Indonesia]."
Menurut Nia, fasilitas dan bantuan dana bagi lansia di Australia sudah jauh lebih memadai daripada yang ada di Indonesia, sehingga membuat mereka bisa tetap beraktivitas.
"Di Australia memungkinkan bagi lansia yang tidak bisa jalan untuk menggunakan kursi roda, yang tidak punya mobil untuk dijemput, jadi sangat aksesibel kalau mau bersenang-senang," kata dia.
Peluang jadi perawat lansia di Australia
Perawat dari luar negeri, termasuk dari Indonesia, dibutuhkan Australia karena banyak lansia memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda.
"Kalau di Indonesia mungkin terbentur dana, naik transportasi umum juga susah apalagi untuk yang kesulitan berjalan."
Tentang stigma "anak durhaka" yang sering dimiliki orangtua dari Indonesia terhadap anak mereka yang menempatkan di panti jompo, Nia memiliki penjelasan tersendiri.
"Mungkin kalau di Australia semua orang harus bekerja. Umumnya mereka jadi terbatas dalam mengurus orangtua," kata dia.
"Mau tidak mau orang tua harus dibawa ke panti jompo untuk kehidupan yang lebih baik, di mana mereka terpelihara kebutuhan makan dan minumnya."
Menghabiskan pensiun dan masa tua di luar negeri tentunya tidaklah akan senyaman di negeri sendiri
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata