Kisah Pasutri Pemulung 20 Tahun Menabung, Akhirnya Berangkat Haji

jpnn.com - Perjuangan Pasutri Pemulung yang 20 Tahun Menabung, Akhirnya Berangkat HajiMimpi menunaikan ibadah haji Miran, 60, dan Dasih,55, pasangan suami istri yang sehari-hari memungut rongsokan akhirnya terkabul. Bulan depan keduanya terbang ke Tanah Suci.
INDRA GUNAWAN, Sugio
------------------------------------------------
CUKUP sulit menemukan rumah Miran dan Dasih di Desa Kedungsumber, Kecamatan Sugio. Dari pusat Kota Soto melintas Jalan Mastrip ke arah barat. Setelah tiba di Desa Jubel Kidul, Kecamatan Sugio, masih menempuh perjalanan sekitar lima kilometer (km) ke arah utara.
Sore kemarin (21/8), rumah berdinding papan milik pasutri yang sehari-hari menjadi pemulung tersebut ramai didatangi tetangga.
Rencananya, awal September mendatang keduanya akan berangkat menunaikan ibadah haji. Namun, sayangnya sore kemarin, saat wartawan koran ini berkunjung, Miran (suami Dasih) masih pergi berobat.
Impian tersebut sudah lama dinantikan keduanya. Dua puluh tahun pasangan kakek-nenek ini mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Hingga lima tahun lalu mereka memantapkan untuk mendaftar ibadah haji.
Sepeda tua dengan gerobak anyaman bambu yang tergeletak di depan rumah menjadi bukti perjuangan mereka. ’’Setiap hari mencari rongsokan membawa sepeda tua itu,’’ tutur Dasih kepada Jawa Pos Radar Lamongan.
Perjuangan Pasutri Pemulung yang 20 Tahun Menabung, Akhirnya Berangkat HajiMimpi menunaikan ibadah haji Miran, 60, dan Dasih,55, pasangan suami istri
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara