Kisah Pasutri Saksi Hidup Tragedi Kapal Marvi Marmara

Dengar Suara Azan Paling Merdu

Kisah Pasutri Saksi Hidup Tragedi Kapal Marvi Marmara
RELAWAN GAZA- Dzikrullah dan Santi Soekanto saat bercerita di redaksi Jawa Pos. Foto: Frizal/Jawa Pos
Ternyata, takdir berkata lain. Mereka masih berkesempatan melihat tanah air. Diplomat dari Jordania yang bertindak selaku wakil Indonesia membebaskan Dzikrullah cs dari sel tahanan negeri Yahudi tersebut.

 

"Sore tanggal 1 Juni, saya menerima surat cinta dari istri yang sudah berjam-jam tidak saya jumpai sejak interogasi di dermaga. Surat itu disampaikan seorang diplomat Jordania dengan sembunyi-sembunyi," kata mantan pemimpin redaksi majalah Suara Hidayatullah tersebut.

 

Surat Santi itu bertinta merah. Isinya sebenarnya bukan tentang asmara. Tapi, dia hanya minta ketegasan dari suaminya, "Ayah harus pilih, Istanbul atau Jordan." Maksudnya, Dzikrullah diminta memutuskan tempat yang akan dituju selepas dari penjara Isreal tersebut.

 

"Saat itu, kangen saya sudah menggebu, sehingga apa pun isi tulisannya saya anggap surat cinta dari dia," terang Dzikrullah.

 

DZIKRULLAH Wisnu Pramudya dan Santi Soekanto merupakan suami-istri yang turut merasakan suasana mencekam di Kapal Marvi Marmara. Kapal tersebut dibajak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News