Kisah Pasutri Saksi Hidup Tragedi Kapal Marvi Marmara
Dengar Suara Azan Paling Merdu
Jumat, 16 Juli 2010 – 08:02 WIB
Meski menjalani interogasi ketat dari tentara Israel, pasutri tersebut bersyukur karena akhirnya bisa bebas dan kembali ke tanah air. Tidak hanya itu, dana bantuan yang mereka bawa dari Indonesia sebanyak 8.000 euro berkondisi aman. Selama perjalanan, uang itu disimpan di saku dalam rompi Dzikrullah. Uang tersebut rencananya digunakan untuk menyantuni anak-anak yatim di Jalur Gaza.
"Saya harus mempertahankan mati-matian agar uang tersebut tidak dirampas tentara Israel," kenang aktivis yang cukup berpengalaman menangani misi-misi kemanusiaan di berbagai negara itu.
Selain membawa uang tunai, Dzikrullah dkk mengawal santunan lain dari warga Indonesia. Santunan tersebut berupa uang senilai USD 30.000. Namun, uang itu tidak dipegang langsung di tangan, melainkan disalurkan melalui lembaga kemanusiaan untuk Gaza yang berpusat di Damaskus, Syria. Bantuan dari Indonesia itu sedianya digunakan untuk membangun sumur-sumur baru bagi rakyat Palestina.
"Berdasar informasi yang kami peroleh, sebagian besar sumber air di Gaza tercemar logam berbahaya. Entah itu sengaja dicemari Israel atau tidak, wallahu a?lam," ungkap Santi.
DZIKRULLAH Wisnu Pramudya dan Santi Soekanto merupakan suami-istri yang turut merasakan suasana mencekam di Kapal Marvi Marmara. Kapal tersebut dibajak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408