Kisah Pemuda Katolik Mendapat Orang Tua Angkat Muslim

Hendrik kemudian duduk bersama orang tuanya di ruang tamu. Imam lantas melanjutkan ceritanya. Di saat awal menerima Hendrik di kediamannya, salah satu kunci rumahnya langsung diserahkan.
“Anggap saja rumah sendiri,” ucap Imam yang sore itu mengenakkan kemeja koko.
Sejak awal, kata Imam, dia sudah mengatakan pada Hendrik agar tak perlu canggung.
“Kami sudah menganggap Hendrik sebagai anak sendiri,” tambahnya.
Sang istri yang duduk bersama Hendrik tak berhenti tersenyum saat suaminya bercerita.
Merasakan kehangatan aba dan emak, Hendrik tak merasa sendirian di perantauan. Di rumah sederhana ini, Hendrik menemukan makna kasih seperti yang diajarkan Kristus.
Dia salut dengan rasa toleransi tinggi yang ditunjukkan orang tua angkatnya.
"Awalnya canggung, mengingat di daerah saya sangat jarang ada situasi seperti ini. Antara umat Muslim dan Katolik jarang ditemui bisa sedekat ini di sana," lanjut pria berkacamata ini.
Alek Sander Hendrik merasakan perhelatan Indonesian Youth Day (IYD) kali ini memiliki makna luar biasa. Bagaimana tidak. Alek yang beragama
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu