Kisah Pendaki Indonesia Menaklukkan Puncak Eiger di Tengah Cuaca Ekstrem

"Berbagai hambatan silih berganti selama proses percobaan pendakian, mulai dari gelombang panas ekstrem yang melanda Swiss hingga cuaca berubah jadi badai salju,” ungkap Iwan.
Akibat cuaca panas ekstrem yang melanda Eropa, pendakian ke Mont Blanc terpaksa tertunda lantaran jalur pendakian ditutup.
“Informasi kami terima mendadak, Mont Blanc ditutup, karena gletser atau bongkahan es besar di jalurnya semakin retak dan menganga akibat gelombang panas, tak aman untuk pendakian,” kisah Iwan lewat sambungan telepon langsung dari Swiss.
Empat pendaki Indonesia, yakni Iwan Irawan, Nurhuda, Muhammad Wahyudi, dan Muhammad Miftakhudin memutuskan melanjutkan ekspedisi menuju puncak kedua, yakni Matterhorn pada ketinggian 4.487 Mdpl.
Berawal dari Desa Zermatt, desa terdekat menuju Matterhorn, cuaca lagi-lagi tak sesuai dengan rencana, di Zermatt malah turun badai salju.
“Sejak dari Zermatt Badai salju besar datang hingga menghadang kami di tengah jalur, tepatnya di Solvayhuette. Terlalu berbahaya untuk dilanjutkan hingga puncak Matterhorn. Akhirnya kami kembali
ke Zermatt,” ungkap Iwan.
Berhasil Mencapai Puncak Gunung Eiger
Usai memulihkan fisik dan mental selama tiga hari, empat pendaki Indonesia kembali melanjutkan misi ketiga, yakni Gunung Eiger pada ketinggian 3.967 Mdpl.
Menurut Iwan, Gunung Eiger secara teknis termasuk satu dari pendakian tersulit di dunia.
Pendaki asal Indonesia berhasil menaklukkan puncak Eiger setelah melewati berbagai rintangan yang datang silih berganti
- Pendakian ke Puncak Carstensz Disetop Sementara
- Fiersa Besari Bakal Pulang Dari Timika Esok Hari
- Fiersa Besari Imbau Warganet Tak Berspekulasi soal Tragedi Pendakian Carstensz
- Begini Kondisi Fiersa Besari Setelah Dievakuasi dari Puncak Cartensz
- Pendaki Wanita Asal Bandung dan Rekannya Meninggal di Puncak Carstensz
- Satu Pendaki yang Tersesat di Gunung Manglayang Sudah Ditemukan, Begini Kondisinya