Kisah Penghuni Barak, Empat Tahun setelah Tragedi Tsunami
Bersama Anak Ketujuh Menunggu Rumah Idaman
Jumat, 26 Desember 2008 – 01:24 WIB
Pagi sekitar pukul 09.00, tepat hari Natal kemarin (25/12), Rakyat Aceh (Jawa Pos Group) memilih mengunjungi Desa Bakui, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, tempat barak pengungsi korban tsunami yang kondisinya belum tersentuh.
Untuk menembus desa itu, apalagi ke tempat barak-barak pengungsi korban tsunami, sudah lama dikenal susah. Terlebih pada musim hujan seperti sekarang.
Benar saja. Begitu tiba di Jembatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, atau sekitar 300 meter dari barak pengungsi Desa Bakui, motor saya harus terjebak kubangan air dan lumpur di mana-mana. Beberapa motor terlihat mogok, sehingga pengendaranya harus menuntun.
Setelah melewati perjuangan berat untuk menjaga sepeda motor tetap jalan, rasanya lega setelah sampai di barak pengungsi Desa Bakui. Meski awalnya beberapa pengungsi menatap dengan pandangan curiga, Rakyat Aceh berhasil menemui korban tsunami. ’’Warga sudah empat tahun tinggal di barak ini,’’ kata Adiwar Ahmad, 38, salah seorang pengungsi.
Hingga ulang tahun keempat tragedi tsunami yang jatuh hari ini, masih banyak korban yang nasibnya belum terentas. Padahal, tugas Badan Rehabilitasi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408