Kisah Penghuni Barak, Empat Tahun setelah Tragedi Tsunami

Bersama Anak Ketujuh Menunggu Rumah Idaman

Kisah Penghuni Barak, Empat Tahun setelah Tragedi Tsunami
Foto : Khaddin Idris/Rakyat Aceh/JPNN

Pagi sekitar pukul 09.00, tepat hari Natal kemarin (25/12), Rakyat Aceh (Jawa Pos Group) memilih mengunjungi Desa Bakui, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, tempat barak pengungsi korban tsunami yang kondisinya belum tersentuh.

Untuk menembus desa itu, apalagi ke tempat barak-barak pengungsi korban tsunami, sudah lama dikenal susah. Terlebih pada musim hujan seperti sekarang.

Benar saja. Begitu tiba di Jembatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, atau sekitar 300 meter dari barak pengungsi Desa Bakui, motor saya harus terjebak kubangan air dan lumpur di mana-mana. Beberapa motor terlihat mogok, sehingga pengendaranya harus menuntun.

Setelah melewati perjuangan berat untuk menjaga sepeda motor tetap jalan, rasanya lega setelah sampai di barak pengungsi Desa Bakui. Meski awalnya beberapa pengungsi menatap dengan pandangan curiga, Rakyat Aceh berhasil menemui korban tsunami. ’’Warga sudah empat tahun tinggal di barak ini,’’ kata Adiwar Ahmad, 38, salah seorang pengungsi.

Hingga ulang tahun keempat tragedi tsunami yang jatuh hari ini, masih banyak korban yang nasibnya belum terentas. Padahal, tugas Badan Rehabilitasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News