Kisah Penghuni Barak, Empat Tahun setelah Tragedi Tsunami
Bersama Anak Ketujuh Menunggu Rumah Idaman
Jumat, 26 Desember 2008 – 01:24 WIB
’’Enak maupun tidak, terpaksa. Kami mau tinggal di mana lagi?’’ kata perempuan yang pernah menjanda itu.
Saat tsunami, Nurhayati berada di kampung halaman di pesisir pantai Aceh. Meski terbawa hanyut sampai ratusan meter dari tempat tinggalnya, dia bersama dua anaknya selamat, sedangkan suaminya meninggal.
Korban tsunami lainnya, Maryani, 38, warga Pidie, mengaku sudah empat tahun tinggal di shelter tersebut. Meski sudah mendapatkan rumah bantuan di Desa Beunot Alue Naga, dia dan suami barunya, Usman, 60, tetap tinggal di shelter. Rumah bantuan itu dipinjamkan ke putri tirinya yang sudah berkeluarga. ’’Kalau anak-anak sudah mendapatkan rumah semua, baru kami pulang ke rumah baru,’’ ujar perempuan pencari tiram itu. (el)
Hingga ulang tahun keempat tragedi tsunami yang jatuh hari ini, masih banyak korban yang nasibnya belum terentas. Padahal, tugas Badan Rehabilitasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408