Kisah Pengungsi Rohingya Menyesal Kabur dari Indonesia demi Australia
Selasa, 23 Juni 2020 – 12:12 WIB
Di sana, Abdul juga diberitahu oleh petugas bahwa ia akan dikembalikan ke Nauru.
Ketika akhirnya kembali ke Nauru, Abdul sempat masuk ke detensi imigrasi sebelum dilepas ke masyarakat meskipun masih berusia di bawah umur.
Tak lama berselang setelah itu, Abdul mendapatkan statusnya sebagai pengungsi.
'Tujuh tahun hidupku hancur di Nauru'
Dengan status pengungsi, Abdul mendapatkan tempat tinggal bersama pengungsi di bawah umur lainnya di Nauru.
"Rumah yang kami tempati jauh lebih buruk daripada tahanan imigrasi," ujarnya.
Photo: Abdul mengaku jika dirinya tak pernah merasa aman saat berada di Nauru. (Koleksi Abdul Sattar)"Kami tak bersekolah. Tak ada akses ke pendidikan. Bahkan tak ada peluang untuk belajar bahasa Inggris," katanya.
Ia menghabiskan tujuh tahun hidupnya di dalam masyarakat yang ia gambarkan tak layak ditinggali.
Begitu tiba di Indonesia, Abdul langsung ditahan. Selama sembilan bulan. Pengungsi Rohingya itu baru menginjak usia 15
BERITA TERKAIT
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina