Kisah Pengusaha UMKM Merintis Bisnis Produk Organik, dari Garasi hingga Punya Pabrik

Kisah Pengusaha UMKM Merintis Bisnis Produk Organik, dari Garasi hingga Punya Pabrik
I Ketut Sumayana selama delapan tahun membangun UMKM bernama Bali Pure, yang memproduksi berbagai produk organik. Foto: dok Sampoerna

Meski lokasi produksi di wilayah pelosok, Ketut senang karena kini banyak yang ingin datang ke pabrik dan melihat proses produksi produk Bali Pure.

“Bahkan, ada tamu dari Pecatu yang harus berkendara 3-4 jam hanya ingin melihat produksi kami. Saya senang sekali,” lanjut dia.

Bangun pabrik Bali Pure

Pada 2018, dari hasil penjualan Bali Pure yang semakin meningkat, Ketut bisa membeli lahan. Di atas lahan seluas 20 are itu, ia membangun pabrik Bali Pure pada 2019. Pabrik itu dibangun dengan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Namun, proses pembangunan pun tak berjalan mulus, karena dunia dihantam pandemi Covid-19. Pembangunan pabrik yang dihentikan pada 2020, dilanjutkan kembali pada 2021, dan telah beroperasi hingga saat ini.

"Empat bulan lalu, keluar izin BPOM untuk kosmetik golongan B. Jadi, kami juga membuat produksi seperti sabun dan massage oil dari VCO yang kami jual ke spa-spa di Bali,” katanya.

Saat ini Bali Pure juga memproduksi minyak kemiri, serbuk daun kelor, jamu kunyit, dan jamu jahe merah. Tahun 2024, Ketut berencana memproduksi minyak atsiri.

Bahan baku yang digunakan Ketut memanfaatkan hasil panen para petani di Desa Sembiran.

Menurut Ketut, perkembangan dan kemajuan bisnisnya tak terlepas dari peran SETC dan BEDO sejak Bali Pure bergabung sebagai salah satu UMKM binaan pada 2018.

I Ketut Sumayana selama delapan tahun membangun UMKM bernama Bali Pure, yang memproduksi berbagai produk organik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News