Kisah Penjual Kursi Bambu Paling Sepuh di Ternate: Kalau Sampai Sudah Allahu Akbar...
Langkah Kakinya Mulai Terseok-seok
Minggu, 17 Januari 2016 – 07:35 WIB
“Kalau saya tidak kerja, terus cucu minta uang untuk jajan, mau ambil dari mana untuk dikasih?” ujarnya.
Mahmud sendiri tak pernah berharap yang muluk-muluk mengenai hidupnya. Cukuplah cucu-cucunya sehat dan bisa bersekolah melebihi dirinya dan anak-anaknya. Anak-anak Mahmud sendiri rata-rata adalah petani. Meskipun sedikit, ia senang bisa membantu meringankan beban mereka.
Mahmud bertekat untuk terus memikul rosban berkeliling hingga ia tak sanggup lagi melakukannya. ”Kalau sampai sudah Allahu akbar (dipanggil Yang Maha Kuasa, red), baru berhenti jualan. Selama masih hidup ya berarti tetap keliling,” pungkasnya.(kai/fri/jpnn)
Di usia 85 tahun, Mahmud Jiko masih belum bisa hidup santai dan menikmati hari-hari tuanya. Tak ingin bergantung pada orang lain, ia rela berkeliling
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408