Kisah Penjual Nasi Bungkus Jadi Dokter

Kisah Penjual Nasi Bungkus Jadi Dokter
PERIKSA PASIEN: Berkat perjuangan yang panjang dan tanpa lelah, Iva (kiri) berhasil mewujudkan mimpinya sebagai seorang dokter. IVA FOR JAWA POS RADAR JEMBER/JPNN.com

“Saya ini dasarnya orang yang tidak bisa diam. Kuliah saya kan maksimal sampai jam 15.00, di luar itu saya mencari kesibukan dengan ikut tim Paduan Suara Universitas Jember, apalagi hobi saya memang bernyanyi,” tutur Iva.

Kini mimpi Iva Maghfirah untuk menjadi dokter gigi sudah di depan mata. Cita-cita yang sudah tumbuh semenjak dirinya duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah. Kini dirinya tinggal berkonsentrasi menyelesaikan program profesinya.

“Ada dua keinginan saya jika nanti sudah jadi dokter gigi, memberangkatkan Ibu untuk umroh atau haji, dan mendirikan yayasan yang bisa membantu pendidikan anak-anak yang kebetulan berasal dari keluarga kurang mampu. Saya merasa punya kewajiban moral untuk turut membantu sesama yang kurang beruntung, mewujudkan cita-citanya melalui pendidikan,” imbuhnya.

Sebab dia sadar bisa menjadi dokter gigi juga karena bantuan pemerintah melalui Beasiswa Bidikmisi.

“Pokoknya jangan pernah takut untuk bermimpi. Teruslah bermimpi sambil berusaha dan berdoa, yakin bahwa Allah SWT akan mewujudkan impian kita,” pesan Iva untuk siswa berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu. (Narto/c1/hdi/JPG)

Tekad seorang Iva Magfirah begitu kuat. Mimpi meraih gelar dokter gigi menjadi penuntun baginya untuk meraih cita-cita yang ia idamkam.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News