Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja

Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja
Angelica Ojinnaka mengalami rasisme di sekolah menengah dan membuatnya menyembunyikan identitas "Afrika"-nya di kemudian hari. (ABC News: John Gunn)

Setelah mengalami pelecehan rasisme selama tahun-tahun di Australia, Angelica Ojinnaka menghabiskan sebagian dari masa kerjanya dengan menyembunyikan sebagian dari identitasnya.

"Saya banyak mendapat penghinaan rasial, disuruh mengubah kulit saya dengan berbagai cara," jelasnya.

Saat berbincang dengan ABC, ia sengaja menghindari kata-kata yang pernah dilontarkan kepadanya atau merinci kekerasan yang ia alami karena trauma.

Angelica yang berusia 25 tahun lahir di Australia dari orangtua yang berasal dari Nigeria.

Ia mengatakan setelah pengalaman sekolah yang menyakitkan itu, dia kemudian mencoba untuk tidak berperilaku seperti stereotip "Afrika", dan tampil "lebih seperti orang kulit putih."

Misalnya, ia mencoba untuk meluruskan rambutnya atau mengubah cara ia berbicara.

"Saya harus kurang 'Afrika' untuk menyesuaikan diri, sudah lama saya takut dengan identitas saya sendiri"

Banyak warga yang bukan kulit putih melakukan hal ini, yang disebut 'code switching', yakni upaya seseorang, baik secara sadar atau tidak sadar, menyesuaikan bahasa, perilaku, dan atau penampilannya, agar sesuai dengan budaya yang dominan.

Para perempuan yang terpinggirkan karena ras mereka mengaku berupaya untuk berperilaku seperti orang kulit putih agar bisa diterima di tempat kerja mereka di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News