Kisah Perjuangan Loper Koran yang Terlupakan di Masa Pandemi Corona, Tetap Semangat...

jpnn.com, JAKARTA - Era disrupsi di mana masyarakat mengubah aktivitas dari dunia nyata ke dunia maya, berdampak sangat besar kepada industri media cetak.
Perkembangan teknologi informasi menggeser kebiasaan masyarakat mencari berita di media cetak ke online.
Imbasnya pun terasa bagi para loper atau penjaja koran. Imron, salah satu penjaja koran di sekitar Taman Proklamasi Menteng, Jakarta Pusat, merasakan hal tersebut.
Imron telah menggeluti profesi sebagai penjaja koran selama 22 tahun, sejak 1978. Dia mengakui dagangannya semakin tersisih seiring dengan kemajuan teknologi informasi.
"Dulu Imron berjualan koran laku keras. Sekarang ambruk," ujar Bamsoet seperti dalam tayangan ‘Potret Kehidupan’ di kanal YouTube nya: Bamsoet Channel.
Kendati hidup semakin prihatin, tetapi Imron tidak menyerah pada keadaan. Setiap pagi usai salat subuh, dia berangkat ke Pasar Senin untuk mengambil koran.
Dia tak segan untuk berkeliling dari pagi hingga sore untuk menjajakan koran.
Namun, apa daya. Peminat koran tidak sebanyak dulu. Walaupun berkeliling seharian, Imron hanya mampu menjual rata-rata 25 eksemplar.
Para loper koran tetap bertahan meski tidak banyak lagi yang berminat membeli terutama di masa pandemi corona.
- MPR Resmi Bentuk Organisasi Ini, Tugasnya Bantu Pemerintah Urus Masalah di Papua
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem