Kisah Perjuangan WNI Penderita Kanker di Australia

"Istilahnya dia bukan kanker ganas walau susah dihilangkan karena sulit untuk melakukan operasi tulang belakang di mana terdapat banyak saraf," katanya.

"Jadi karena dokter menduga ini efek kanker payudara, tipe pengobatan yang dilakukan tetap ke arah pengobatan kanker payudara yaitu dengan obat estrogen dan antidepresan."
Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu, Ratna melakukan CT scan untuk memeriksa keadaan tulang belakangnya yang ternyata dalam kondisi tidak baik.
"Ketika CT scan, dokter mengatakan pergerakan tulang saya 'hot' atau panas istilahnya. Artinya ada keaktifan [kanker]."
Karena menunda pengobatan, di pemeriksaan tiga bulan setelah menerima laporan itu, ia menemukan tumbuhnya nodul sebesar 2 cm di hati.
Namun, setelah mengonsumsi obat yang diwajibkan dokter selama enam bulan, nodul tersebut telah menyusut menjadi 14 mm ketika diperiksa minggu lalu.
"Ketika ditanya dokter bagaimana perasaan saya sekarang sehari-hari, saya bilang 'I'm very happy' karena saya merasa sehat dan kuat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari."
Beberapa warga Indonesia terdiagnosa kanker ketika sudah berada di Australia, jauh dari keluarga dan sanak saudara di Indonesia
- Kemenag: Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Lahirkan Dokter Muslim Ahli Stem Cell
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Poo Makna
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam