Kisah Perjuangan WNI Penderita Kanker di Australia
Selasa, 04 Februari 2020 – 23:59 WIB

Ramos Binar Situmorang ketika sedang menjalani kemoterapi leukemia terakhirnya di rumah sakit di Adelaide, Australia. (Supplied: Angela Wika)

Namun, Ratna merasa beruntung ada di Australia ketika didiagnosa kanker.
Keringanan biaya pengobatan dan penanganan dokter yang berbasis kerjasama menjadi nilai tambahan baginya.
"Tapi kalau soal biaya dan pengobatan, puji Tuhan saya mengalaminya di sini karena banyak ditanggung pemerintah," kata dia.
"Di sini [Australia], dokternya bekerjasama. Misalnya onkologi dengan ahli bedah, radiolog dan dokter umum punya data saya dan selalu berdiskusi [tentang pasien]."
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wika, yang mengatakan bahwa sistem kesehatan Australia lebih baik dari Indonesia.
"Kadang-kadang saya dan suami bersyukur karena Ramos terdiagnosa di Australia," kata dia.

Beberapa warga Indonesia terdiagnosa kanker ketika sudah berada di Australia, jauh dari keluarga dan sanak saudara di Indonesia
BERITA TERKAIT
- Kemenag: Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Lahirkan Dokter Muslim Ahli Stem Cell
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Poo Makna
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam