Kisah Perjuangan WNI Penderita Kanker di Australia
"Dokter dan obat-obatan istilahnya lebih bagus, sementara di Indonesia sistemnya mungkin tidak sebagus ini juga, masih harus antre dan sebagainya."
Walau menyadari bahwa ada lebih banyak anggota keluarga yang dapat membantu di Indonesia, Wika mengatakan 'support system' di Australia sebenarnya juga sangat membantu.
"Memang di sana kelebihannya ada keluarga yang mendukung, yang mungkin bisa membantu menjaga anak dibandingkan di sini," kata Wika.
"Tapi di sini [Australia] juga, selain 'support system' [sendiri] yaitu ibu saya, ada banyak organisasi kanker anak-anak dan mereka sangat luar biasa dukungannya."
Bantuan yang Wika terima dari organisasi tersebut meliputi bantuan finansial berupa peringanan biaya sekolah hingga voucher belanja dan uang bensin.
Selain itu, organisasi tersebut juga menyediakan layanan konsultasi kesehatan mental para 'support system'.
"Anggota organisasi suka punya perwakilan yang datang ke rumah sakit dan mengajak ngobrol, menanyakan kabar dan bertanya perlu bantuan apa."
Pendamping juga butuh bantuan
Wika mengatakan bahwa suaminya sempat mengalami gangguan stress pascatrauma atau PTSD setelah Ramos dinyatakan sembuh.
Beberapa warga Indonesia terdiagnosa kanker ketika sudah berada di Australia, jauh dari keluarga dan sanak saudara di Indonesia
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan