Kisah Perpustakaan Jalanan di Tengah Demo Sudan
Pernyataan Moalim itu diamini Arif Abdala. Buku yang dibawa Moalim memang sulit ditemui di pasaran. Termasuk buku yang dia baca, yaitu otobiografi mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela yang berjudul Long Walk to Freedom.
Moalim dan perpustakaan di atas aspalnya sudah cukup terkenal. Banyak yang membicarakan dia di media sosial. Beberapa orang justru sengaja datang setelah melihat informasi di media sosial (medsos). Salah satunya Rafaa Muhammad. Dia datang bersama beberapa teman. Menurut dia, buku-buku itu begitu bagus sehingga dirinya tidak bisa memutuskan mana yang akan dibaca lebih dulu.
"Saya juga akan membagikannya ke medsos agar banyak anak muda yang tahu dan mendapat keuntungan. Ini luar biasa," ujar mahasiswa 23 tahun itu.
Agar pengunjung tak bosan, Moalim mengganti buku-bukunya setiap hari. Beberapa pengunjung akhirnya membeli bukunya untuk koleksi pribadi. Tentu tak semua buku bisa dibeli. Karena pengunjung terus naik, Moalim akhirnya harus minta bantuan dua temannya untuk ikut berjaga.
"Remaja kita membutuhkan informasi dan tidak ada yang lebih baik selain lewat buku. Saya ingin melihat perubahan di negara kami. Dan itu hanya bisa terjadi jika kita mendapat informasi dengan cara yang baik," tegas Moalim. (sha/c11/sof)
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Prinsip itu diterapkan oleh Abdirahman Moalim. Dia ikut aksi demonstrasi di Sudan sambil membawa banyak buku
Redaktur & Reporter : Adil
- Perpustakaan Nasional Gelar Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Hadirkan Majalah KATA & Kumpulan Buku Antologi
- Sambut Pelantikan Presiden, Sekjen MPR Buka Pameran Perpustakaan & Museum
- Tingkatkan Minat Baca Pelajar, JIEP Bagikan 350 Buku Bacaan
- Melihat Indahnya Balai Kota Busan, Ada Robot Pintar hingga Ruang 3D Experience