Kisah Petualangan Dedi, 'Robin Hood' dari Batam (2-Habis)

Sekali Beraksi Minimal Raup Rp 1 Miliar

Kisah Petualangan Dedi, 'Robin Hood' dari Batam (2-Habis)
Ilustrasi perampokan. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com
 

"Selain rumah dan mobil, saya punya simpanan di bank yang jumlahnya lumayan untuk menyekolahkan empat anak saya. Sebagian saya niatkan buat sedekah. Saya tak tega lihat orang miskin yang kesusahan. Saya tak pernah merampok atau membobol rumah orang yang pas-pasan ekonominya. Itu pedoman saya. Target saya hanya orang yang benar-benar kaya tingkat ekonominya," terang Dedi.

 

Dedi mengaku tak pernah membawa senjata api (senpi) saat beraksi. Dia hanya membawa pisau kecil yang diselipkan di pinggang. Saking sering merampok dan membobol rumah mewah, dia mengaku tidak hafal berapa kali menjalankan aksinya.

 

Pada 2003, Dedi bersama tujuh anggota komplotannya merampok tempat penukaran uang di Johor. Hasilnya, dia mendapatkan Rp 2,5 miliar. Namun, aksinya tersebut tercium oleh polisi Malaysia. Dalam sebuah penggerebekan, perut Dedi terkena tembakan dua timah panas. Satu peluru lainnya bersarang di paha kanan. Tetapi, dia pantang menyerah. Dedi berhasil lolos dari sergapan polisi. Dengan menyewa kapal, dia akhirnya sampai ke Tanjung Pinang dan mendapatkan perawatan di RS Angkatan Laut (RSAL).

 

Dedi tak menyadari bahwa aksinya di Malaysia dan keberadaannya di RSAL diketahui petugas Polresta Tanjung Pinang. Setelah tiga timah panas yang bersarang di dalam tubuhnya dikeluarkan, Dedi langsung ditangkap petugas dari Polres Tanjung Pinang. Dia dibawa ke Batam sebelum akhirnya menjalani sidang di Jakarta. Dedi divonis penjara enam bulan dan bebas pada 2004.

Selain dermawan, Dedi perampok yang cerdas. Dia hampir selalu sukses menjalankan aksinya. Namun, sepandai-pandainya dia berkelit dari kejaran petugas,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News