Kisah Petugas Medis Melacak ODP dan PDP, Dicaci hingga Disebut orang Gila
jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah petugas medis di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengaku sering dimarah-marahi hingga dicaci maki saat melakukan penyelidikan epidemiologi atau tracing terdahap orang dalam pemantauan (ODP) maupun orang tanpa gejala (OTG) COVID-19.
"Di puskesmas itu kan ada beberapa tim yang diterjunkan. Tim itu punya grup WhatsApp, dan ceritanya di grup itu hampir sama semua, ya ada yang dimarah-marah dan ada yang dicaci maki," kata Fiqqi Fierly, salah seorang petugas medis Puskesmas Krembangan Selatan Surabaya, Minggu (3/5).
Fiqqi mengakui bahwa di awal-awal melakukan tracing itu, berkali-kali dia dikatakan sebagai orang gila, tidak ada kerjaan, dan berbagai cacian yang sangat kurang enak di hati. Namun, karena itu tugas pekerjaan dan demi menolong warga Surabaya, ia tetap melakukannya meski penuh dengan perjuangan.
"Yang paling sulit itu ketika ada OTG dan tidak sadar bahwa dirinya sakit, sehingga dia menolak untuk diisolasi dan diobati. Mereka selalu bilang saya ini sehat, kenapa harus diobati. Nah, yang seperti ini yang sangat butuh perjuangan. Luar biasalah pokoknya," katanya.
Fiqqi juga menjelaskan bahwa COVID-19 dan orang yang terkena virus itu, termasuk para tim medisnya, seakan dianggap aib di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, ia berharap kepada warga untuk sadar bahwa virus ini bukan aib seperti layaknya HIV/AIDS.
"Ini wabah yang harus kita hadapi bersama, makanya saya selalu miris ketika melihat masih banyak yang tidak pakai masker dan tidak jaga jarak," katanya.
Padahal, lanjut dia, pihaknya berjuang mati-matian untuk menolong pasien COVID-19 ini. Bahkan, ia sampai tidak memikirkan diri sendiri dan keluarga demi membantu saudara-saudara yang terkena COVID-19 ini.
"Jadi, ayo kita hadapi ini bersama-sama," katanya.
Di awal-awal melakukan tracing itu, berkali-kali dia dikatakan sebagai orang gila, tidak ada kerjaan.
- Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025: Mengintip Peran Vital Tenaga Medis
- Soal Pelarangan Hijab di RS Medistra, Pengamat Kebijakan Publik Singgung Opsi Gugatan Hukum
- IHC Kerahkan Tim Medis Terbaik untuk Dukung Kelancaran World Water Forum di Bali
- 77 Persen Tenaga Medis di Indonesia Perempuan, Sayang Perannya Masih di Bawah Pria
- Perluas Jangkauan Layanan, Kavacare Agresif Lakukan Rekrutmen
- Waspadai Penularan Covid-19 Varian ERIS saat Nataru, Begini Gejalanya