Kisah Pilot-Pilot yang Sukses Lakukan Pendaratan Darurat (2-Habis)

Bukukan Penyelamatan dalam Miracle of Flight

Kisah Pilot-Pilot yang Sukses Lakukan Pendaratan Darurat (2-Habis)
Foto : Skyscrapercity.com
Pengalaman spiritual di langit itu sering diceritakan dalam berbagai seminar. Bahkan, pendiri dan pelatih ESQ (Emotional Spiritual Quotient) 165 Ary Ginanjar Agustian minta izin mengutip pengalaman Rozaq itu dalam salah satu sesi training.  Pelatihan ESQ hingga kini sudah diikuti oleh lebih dari 500 ribu orang di Indonesia dan beberapa negara lain. "Saya bilang silakan saja. Kalau bisa, peserta sadar karunia Allah jangan dengan cara mengalami kejadian seperti saya. Tapi, cukup mengambil hikmah dari pengalaman itu," katanya.

 

Sebagai pilot senior, Razaq menjadi rujukan konsultasi bagi pilot-pilot muda. "Hati pilot itu sesuai jam terbangnya," kata lelaki yang telah mengabdi selama 29 tahun di Garuda Indonesia itu. Pilot muda dengan jam terbang 0"1.000, menurut mantan tukang reparasi AC tersebut, biasanya cenderung sangat konsentrasi dan waspada. "Tapi, setelah 1.000 hingga 3.000 jam terbang, biasanya mereka overconfident. Itulah yang sangat berbahaya," kata pilot dengan jam terbang lebih dari 20.000 itu.

  

Kepada pilot junior yang sering curhat kepadanya, Rozaq berpesan agar jangan menyepelekan setiap prosedur kecil yang sudah baku. "Misalnya mau mendarat, tapi landasan tak terlihat, ya jangan dipaksakan, harus naik lagi dan melapor," tuturnya.

  

Dia menyebut faktor human error lebih sering membuat pesawat celaka. Apalagi  jika dibandingkan dengan moda transportasi di darat dan di laut, sebenarnya pesawat terbang paling aman. Sebab, "Hampir tiap detik dicek kesiapannya," katanya.

  

Dunia penerbangan hampir pasti masih ingat peristiwa pada 16 Januari 2002. Kapten pilot Abdul Rozaq mendaratkan pesawat Boeing 737-300 milik Garuda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News